MEMAHAMI HUKUM KEMELEKATAN
Anda tentu tidak asing dengan kata melekat atau lekat atau juga lengket. Ya kalau kita bicara soal melekat mungkin di benak kita memikirkan lem. Benar memang saya juga begitu, tapi yang kita bahas pada artikel ini bukan masalah lemnya namun lebih ke melekatnya kalau kita terkena lem itu. Tentu ini berkaitan erat dengan hukum - hukum alam atau juga vibrasi.
Sebelum kita bahas mengenai apa itu hukum KEMELEKATAN, agar lebih mudah memahaminya kita analogikan dulu dengan analogi sederhana yaitu lem. Pernahkah anda terkena lem yang sangat rekat misalnya lem G? Pernahkah juga anda terkena lem yang tidak begitu kuat misalnya lem glukol atau lem untuk kertas? Anda bisa bayangkan sendiri sakit mana anda terkena lem G dengan lem kertas biasa. Pasti anda menjawab ya sakit terkena lem G dong. Tapi bagi anda yang mungkin tidak percaya bisa anda coba sendiri silahkan ambil kain atau kertas satunya taruh ditangan kiri dengan di lem menggunakan lem biasa da satunya lagi taruh di tangan kanan dengan di lem menggunakan lem yang kuat rekatannya misalnya lem G atau apalah.. Setelah itu coba anda tarik atau lepas kain yang anda lem tadi dan rasakan gimana sakitnya. lebih sakit tangan kanan atau tangan kiri. Tapi perlu diingat segala resiko yang anda alami silahkan ditanggung sendiri hehehehe...
Alam semesta kehidupan juga seperti itu ada namanya hukum yang jarang bahkan mayoritas orang abaikan yaitu ini hukum KEMELEKATAN. Jadi hukum kemelekatan adalah apabila kita terlalu fokus berlebihan pada sesuatu yang kita tuju atau kita maksud maka hasilnya nanti malah semakin menjauh dan juga perasaan yang kita rasakan akan sangat menyakitkan. Kalau kita ibaratkan lem tadi, tangan kanan yang di lem menggunakan lem G lalu kita lepas kainnya atau kita klentek dalam bahasa jawa maka bisa anda bayangkan sendiri rasanya. Itulah yang disebut hukum kemelekatan.
Dalam kehidupan sehari - hari tentu kita tidak bisa lepas atau tidak sadar bahwa kita sering terjebak dalam hukum kemelekatan ini. Agar kita lebih mudah memahaminya mari kita amati beberapa fenomena kejadian berikut.
Pada suatu hari ada seseorang sebut saja namanya Mawar. Si Mawar ini akan pergi ke suatu tempat dengan sangat terburu - buru. Dan ketika akan pergi si Mawar ini akan mengendarai sepeda motornya. Tiba - tiba ketika akan mengendarai sepeda motor si Mawar ini lupa menaruh kunci sepeda motornya. Dengan sangat panik dia mencari - cari dimana kunci tersebut. Semakin dia panik mencarinya semakin pula tidak ketemu kuncinya. Semakin lama dia semakin panik juga dan tidak ketemu pula kuncinya itu dimana. Pada akhirnya dia menyerah dan dia pun tidak jadi pergi. Ketika dia sudah capek dan akhirnya dia tertidur pulas walaupun cuma sebentar. Ketika dia bangun ehh ternyata kuncinya ada di atas meja TV padahal waktu dia cari tidak ada tadi.
Pada saat itu saya juga pernah masak air untuk membuat kopi karena akan pergi bekerja. Sperti biasa kalau saya akan berangkat kerja itu biasanya suka minum kopi dahulu. Ketika itu jam sangat mepet alias sangat ngepres. Karena sangat terburu - buru saya masak air itu sambil panik mondar - mandir kesana - kemari. Anehnya air yang saya masak itu padahal jga sedikit paling nggak cukup satu gelas cangkir lah. Dan itu perasaan sangat lama kok nggak masak - masak. semakin saya tungguin air itu semakin lama gitu rasanya. Dan akhirnya saya pun tinggal menyiapkan pakaian seragam kerja. Lalu saya balik ke dapur untuk melihat air itu ehh ternyata sudah mendidih dan itu kelihatan mendidihnya sudah agak lama sampai - sampai airnya berkurang. Padahal saya menyiapkan pakaian itu tadi cuma sebentar saja dan hampir tidak terasa.
Dari contoh kasus diatas adalah contoh kita terlarut dalam kemelekatan. Akan lebih jelas kita beri contoh lagi misal pernahkah anda menunggu lampu merah? ya tentu pernah kan. Coba anda amati ketika anda menunggu lampu hijau berjalan dan anda sedang menunggu lampu merah, semakin kita tunggu lampu itu maka seakan - akan lampu merah itu sangaat lama padahal cuma 40 detik. Nah itulah anda sudah melekat pada menunggu itu. Coba kalau sambil menunggu anda mainan hp atau aktivitas lainnya pasti 40 detik itu tidak terasa. iya kan... Jadi kesimpulannya adalah kalau kita sedang memberi fokus yang berlebihan pada sesuatu dan mengharapkan dengan sangat sesuatu itu itu maka hasilnya akan tambah menjauh. Ibarat kita mengejar kucing maka kucing itu akan lari tambah jauh. Semakin kita kejar, semakin jauh pula.
Lantas bagaimana solusinya agar kita tidak terjebak dalam kemelekatan itu.? Sederhana ya lepaskan saja atau alihkan saja ke hal yang lain. Sehingga seakan - akan apa yang kita maksud itu lupa atau tidak terpikirkan. Walaupun sebenarnya kalau kita sudah bisa melupakan atau melepaskan itu pada dasarnya apa yang kita maksud itu sedang dicari oleh pikiran bawah sadar kita namun kita tidak sadar
namanya saja pikiran bawah sadar.
Perlu diketahui untuk teknik melepaskan atau melupakan ini agak gampang - gampang susah, nyatanya kalau kita sudah bilang melepaskan tapi masih ada yang terbesit atau tidak nyaman alias masih terpikir di kepala kita. Cara terbaik adalah alihkan ke hal - hal lain sehingga kita betul - betul lepas. Misalnya tidur, main game, main sosmed dan lainnya. Intinya lakukan hal - hal yang tidak ada hubungannya dengan apa yang kita maksud atau kita melekat dimana itu.
Hukum kemelekatan ini juga berlaku segala hal bisa jadi itu bisnis, karir/pekerjaan, hubungan pertemanan atau bahkan pernikahan. Perlu di ingat bahwa tidak ada yang bisa kita lekatkan di dunia ini karena sifatnya adalah sementara apapun yang ada didunia ini. Kita hanya mampu melekat pada satu dzat yang Maha Abadi yang Maha Kuat Yang Maha Tunggal dan yang Maha Kuasa yaitu Tuhan. Hanya Tuhan lah yang mampu kita lekati.
Demikian sedikit ilmu yang bisa saya share dalam artikel ini, apabila ada kesalahan baik penulisan atau apa mohon maaf yang sebesar - besarnya. Terima kasih sudah membaca dan salam bahagia selalu.
Komentar
Posting Komentar